WORKING MEMORY(Memori Kerja)
Parents • 11 Februari 2024
Pernahkan Parents mengalami, baru saja meletakkan kunci mobil di atas kulkas beberapa detik kemudian Parents dibuat kebingungan karena lupa di mana tadi meletakkan kunci mobil?
Peristiwa ini terjadi, dikarenakan working memory atau memori kerja seseorang tidak berkerja dengan optimal.
Working memori yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi memori kerja adalah bagian dari otak manusia yang berfungsi menyimpan memori dalam jangka waktu yang singkat.
Memori kerja berbeda dengan memori jangka pendek.
Memori kerja memungkinkan otak manusia memproses informasi yang baru saja diterimanya untuk kemudian menghubungkan dengan informasi yang sudah tersimpan di otak.
Penggabungan informasi yang baru diterima dengan informasi yang sudah ada di otak memungkinkan manusia untuk memecahkan masalah dan mengambil suatu keputusan
Memori kerja juga berperan penting dalam berbagai aktivitas sehari-hari, seperti membaca, menulis, berbicara, mengikuti percakapan, menghitung di kepala, mengikuti petunjuk dan membantu tetap fokus saat mengerjakan tugas.
Karakteristik Working memory (memori kerja) :
1. Kapasitasnya terbatas.
Working memory hanya dapat menyimpan informasi dalam jumlah terbatas dan untuk jangka waktu yang singkat. Informasi akan hilang atau terdegradasi jika tidak digunakan dalam beberapa detik atau menit.
2. Sangat penting untuk fungsi kognitif
Working memory sangat penting untuk berbagai proses kognitif seperti pembelajaran, penalaran, pemahaman dan pengolahan bahasa. Tanpa working memory yang memadai, kita akan kesulitan melakukan tugas sehari-hari.
3. Dikendalikan oleh sistem eksekutif.
Proses dalam working memory dikendalikan dan dikoordinasikan oleh sistem eksekutif otak. Sistem ini mengatur perhatian, memilih strategi memori yang tepat, dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber. Kerusakan pada sistem eksekutif dapat mengganggu fungsi working memory.
Di sekolah kemampuan memori kerja sangat dibutuhkan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris mengamati 3.000 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama..
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa anak yang memori kerjanya lemah mengalami kesulitan belajar yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang IQnya rendah.
Menurut peneliti tersebut hampir semua anak dengan memori kerja yang lemah mendapat nilai rendah dalam tes pemahaman membaca dan matematika.
Working memory dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, seperti dengan berlatih menulis, bermain game otak, dan berolahraga.
Mari Parent stimulasi working memory si kecil sejak dini secara kontinyu dan konsisten sesuai dengan tahapan perkembangan usianya.