Perkembangan Otak Remaja

Parents • 10 Mei 2024

Merencanakan Kehamilan

Sudah sering kita dengar bahwa 70-80% perkembangan otak anak terjadi selama periode emas, yaitu sejak anak dalam kandungan sampai berumur 2 tahun. Namun, tahukah Anda bahwa terjadi perubahan besar dan sangat penting di otak selama masa remaja? Berikut ini hal-hal yang perlu kita ketahui mengenai otak remaja.


1. Masa remaja adalah masa yang penting untuk perkembangan otak. 

Secara ukuran, otak berhenti tumbuh menjelang awal remaja. Namun, masa remaja adalah masa penyempurnaan cara kerja otak. Otak akan selesai berkembang dan matang pada usia pertengahan sampai akhir 20-an. Bagian otak di belakang dahi, yaitu korteks prefrontal, adalah salah satu bagian yang mengalami pematangan. Area inilah yang bertanggung jawab atas beberapa keterampilan, misalnya perencanaan, pembuatan prioritas, dan cara pengambilan keputusan yang baik.


2. Perkembangan otak sangat erat kaitannya dengan pengalaman sosial selama masa remaja.

Adanya perubahan pada bagian-bagian otak yang bertanggung jawab atas proses sosial membuat remaja lebih mengutamakan relasi dengan teman sebayanya dan pengalaman sosial. Karena adanya tekanan pada relasi dengan teman sebaya, diikuti dengan adanya perkembangan korteks prefrontal yang berlangsung, remaja mau mengambil risiko yang memberikan keuntungan secara sosial, tetapi mereka kurang memperhitungkan konsekuensi yang timbul dari suatu keputusan. Risiko ini bisa negatif atau berbahaya, tetapi bisa juga positif, misalnya menjalin pertemanan dengan teman sekelas yang baru, ikut klub olahraga atau organisasi. 


3. Otak remaja siap untuk belajar dan beradaptasi.

Otak remaja memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan merespons pengalaman serta situasi baru. Mengikuti kegiatan yang menantang, berolahraga, terlibat dalam kegiatan kreatif misalnya seni atau bermusik, dapat memperkuat sirkuit otak dan membantu otak menjadi matang.


4. Otak remaja memberikan respons yang berbeda terhadap stres.

Karena otak remaja masih berkembang, remaja merespons stres secara berbeda dibandingkan orang dewasa. Hal ini membuat remaja lebih berpeluang terkena penyakit mental yang berhubungan dengan stres seperti kecemasan dan depresi. Mengenali kemungkinan pemicu dan mempraktikkan teknik penanggulangan yang efektif dapat membantu remaja mengatasi stres.


5. Kebanyakan remaja mengalami kurang tidur.

Riset menunjukkan bahwa hormon tidur, yaitu melatonin, bekerja secara berbeda pada remaja dibandingkan pada anak dan orang dewasa. Pada remaja, kemunculan melatonin terlambat tiga jam dibandingkan orang dewasa. Itulah sebabnya remaja suka begadang, dan sulit untuk bangun pagi. Banyak remaja mengalami kurang tidur, sehingga mereka kesulitan untuk fokus, sulit untuk mengendalikan impuls, dan kurang berhasil di sekolah. Cukup tidur pada malam hari akan mendukung kesehatan mental.


6. Penyakit mental bisa mulai muncul selama masa remaja. 

Adanya perubahan yang terus-menerus di otak, serta adanya perubahan fisik, emosi, dan sosial, dapat membuat remaja mengalami masalah kesehatan mental. Karena perubahan ini terjadi pada satu waktu, hal ini menjelaskan mengapa banyak penyakit mental, seperti skizofrenia, kecemasan, depresi, gangguan bipolar, dan gangguan makan, muncul pada masa remaja.


7. Otak remaja itu tangguh.

Meskipun ada stres dan tantangan yang terjadi pada masa remaja, sebagian besar remaja tetap bisa menjadi orang dewasa yang sehat. Adanya perubahan di otak selama fase perkembangan yang penting ini sebenarnya membantu mendukung ketangguhan dan kesehatan mental remaja dalam jangka waktu panjang.




0

0

0

Artikel Lainnya