*Menjinakkan Si Monster Marah di Dalam Diri Si Kecil*
Parents • 01 Maret 2025

Banyak Parents merasa kesulitan menghadapi amarah Si
Kecil. Seringkali hanya karena hal yang tampak sepele, Si Kecil menjadi mudah
frustrasi. Emosinya meledak tak terkedali. Ia berteriak, bahkan mungkin sampai
berlaku agresif
Mengajari Si Kecil untuk mengelola amarahnya membutuhkan pendekatan yang
menyenangkan dan mudah dipahami oleh si kecil, serta secara konsisten
menerapkan strategi.
Berikut beberapa strategi yang dapat Parents terapkan:
1. Kenali Tanda-Tanda Awal Kemarahan:
• Ajari Si Kecil untuk mengenali
tanda-tanda awal kemarahan mereka, seperti napas pendek, otot menegang, atau
keinginan untuk berteriak. Gunakan kata-kata sederhana seperti
“terengahf-engah," "tegang," atau "ingin berteriak."
• Bantu
mereka mengenali perasaan mereka dengan menebak perasaan mereka. Misalnya:
“Kamu marah nak? Kamu kecewa ya? Kamu sedih ya?”
2. Tumbuhkan Strategi Menenangkan Diri:
• Latihan
pernapasan: Latih Si Kecil bernapas dalam dan lambat melalui hidung, tahan
selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan melalui mulut. Ajak Si Kecil
membayangkan sedang meniup balon.
• Relaksasi
otot: Ajak Si Kecil mengencangkan dan melepaskan otot-otot tubuhnya secara
bergantian, mulai dari jari kaki hingga kepala.
• Menghitung
sampai 10
• "Tempat
teduh": Sediakan "tempat teduh" khusus di rumah atau kelas, di mana Si Kecil dapat pergi
untuk menenangkan diri ketika mereka merasa marah. Ini bisa berupa sudut baca
dengan bantal dan buku “kalem”, atau sudut relaksasi dengan mainan sensorik
(boneka, bola lembut, dll) .
3. Latih Keterampilan Sosial:
• Bermain
peran: Perankan skenario yang memicu kemarahan Si Kecil, misalnya tidak
mendapatkan mainan yang diinginkan. Bantu mereka berlatih menggunakan kata-kata
dan tindakan yang baik untuk mengutarakan perasaan (kecewa, kesal, marah,
sedih, jengkel, dst) dan mencari solusi.
• Latihan
"Aku merasa": Ajarkan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka
dengan menggunakan kalimat yang dimulai dengan "Aku merasa"
(misalnya, "Aku merasa jengkel karena tidak bisa main patungan"). Ini
membantu mereka mengkomunikasikan kebutuhan mereka secara asertif tanpa
menyalahkan orang lain.
4. Pujian dan Penguatan Positif:
• Jangan
lupa memuji Si Kecil atas upaya mereka untuk mengelola kemarahan dan
menggunakan strategi yang telah dipelajari.
• Ciptakan
sistem reward sederhana untuk memperkuat perilaku positif, seperti menempelkan
stiker di "tabel kemarahan" atau reward aktivitas menyenangkan selama
15 menit dengan Parent setelah mereka berhasil menenangkan diri.
5. Beri Teladan Perilaku yang Benar:
• Tunjukkan
cara mengelola kemarahan Anda sendiri di depan Si Kecil. Tarik napas dalam,
hitung sampai empat dan lepaskan dalam hitungan delapan, atau pergi ke tempat
lain untuk menenangkan diri sebelum berbicara.
• Beri
tahu Si Kecil ketika Parent merasa marah dan beri contoh cara mengatasinya.
Misalnya, "Bunda sedang kesal karena hp Bunda terjatuh, Bunda akan
mengambil napas dalam-dalam supaya tenang."
Ingat:
• Bersikaplah
realistis: Anak kecil masih belajar mengelola emosi mereka. Bersabarlah dan
konsisten dalam menerapkan strategi ini.
• Buatlah
kegiatan ini menyenangkan: Gunakan lagu, permainan, dan cerita untuk membuat
proses mendidik lebih menarik.
• Bekerja
sama dengan guru anak Anda: Diskusikan strategi yang sama untuk diterapkan di
sekolah, sehingga anak menerima pesan yang konsisten.
Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan
menyenangkan, Parent dapat menumbuhkan kemampuan Si Kecil untuk mengelola
kemarahan dan mengembangkan keterampilan sosial yang berharga.