Pohon Belimbing & Gagak Raksasa
Dongeng • 25 Februari 2022
Dahulu kala di sebuah desa di Vietnam hiduplah seorang kaya. Ia memiliki dua anak lelaki. Anak sulungnya bersifat tamak dan serakah. Sedangkan Si Bungsu baik hati. Ketika orang kaya itu meninggal, ia meninggalkan harta sangat banyak. Si Sulung mengambil hampir semua harta peninggalan ayahnya sehingga adiknya hanya memiliki sebuah gubuk dengan sebatang pohon belimbing.
Si Bungsu merawat pohon belimbingnya dengan baik.pohon itu berbuah banyak. Si Bungsu dan isterinya senang sekali karena mereka nanti bisa menjual buah belimbing.
Tapi ketika belimbing siap dipanen, seekor burung gagak raksasa datang dan memakan belimbing sampai habis. Isteri si bungsu menangis, “Malangnya nasib kita. Hanya belimbing itu yang kita punya. Sekarang kita tidak bisa menjualnya.”
Burung gagak itu menjawab, “Aku makan belimbing, aku bayar dengan emas.” Burung itu kemudian menyuruh menyiapkan sebuah karung sepanjang tiga kaki.
Si Bungsu dan isterinya kemudian membuat karung berukuran tiga kaki dan menunggu gagak itu kembali.
Beberapa hari kemudian, gagak itu datang lagi. Ia makan semua buah belimbing, lalu turun dari pohon. Ia menyuruh Si Bungsu naik ke punggungnya dan membawa karungnya. Gagak membawa Si Bungsu ke sebuah pulau yang jauh. Pulau itu penuh batu permata yang berharga. Gagak menyuruh si bungsu mengambil batu permata sebanyak yang ia inginkan. Kemudian ia membawa Si Bungsu pulang ke rumahnya. Si Bungsu dan isterinya menjual batu permata dan menjadi kaya raya. Mereka hidup berkecukupan dan banyak membantu orang miskin.
Pada peringatan wafatnya ayahnya, Si Bungsu mengundang kakaknya ke rumahnya. Si Sulung dan isterinya heran melihat kekayaan adiknya. Ia bertanya dari mana si bungsu mendapat begitu banyak harta. Si Bungsu dengan jujur menceritakan tentang burung gagak dan pulau harta.
Si Sulung ingin mendapat harta seperti adiknya. Ia menawarkan untuk menukar seluruh hartanya dengan gubuk dan pohon belimbing si bungsu. Si Bungsu setuju.
Ketika buah belimbing sudah masak, burung gagak raksasa datang dan makan belimbing. Ia menyuruh si sulung menyiapkan karung sepanjang tiga kaki. Si sulung yang serakah ingin mendapat lebih banyak permata. Ia membuat dua buah karung berukuran enam kaki.
Beberapa hari kemudian burung gagak membawa si sulung ke pulau permata. Si Sulung cepat-cepat mengisi dua karungnya yang besar dengan permata sampai penuh. Dalam perjalanan pulang, di atas laut, burung gagak tidak dapat menahan beban seorang manusia dan dua karung yang sangat berat. Burung itu terjatuh. Si Sulung jatuh dari punggung gagak. Gagak itu dapat terbang lagi, tapi si sulung bersama karung permatanya jatuh ke laut dan tenggelam.